Sang Penulis Penyihir Fenomental | J.K Rowling
“Kita tidak membutuhkan sihir untuk mengubah dunia, kita sudah membawa semua kekuatan yang kita butuhkan di dalam diri kita sendiri, kita memiliki kekuatan untuk membayangkan lebih baik”
Cerita ini berasal dari seorang penulis dengan imajinasi yang melimpah di benaknya. Ia pertama kali dikenal berkat novel-novelnya yang mengagumkan, sehinga berhasil memikat hati pembaca dari berbagai kalangan, dari anak-anak hingga orang dewasa.
Ia juga pernah meraih penghargaan bergengsi seperti Companion of Honour atas kontribusinya dalam dunia literasi dan filantropi, karena ia termasuk pendirian organisasi amal "Lumos" yang fokus pada membantu anak-anak yang hidup dipanti asuhan dan lembaga penampungan yang tidak memadai. Penghargaan penghormatan ini juga diakui sebagai hasil dari keberhasilan luar biasa, baik dalam bentuk buku maupun adaptasi film.
Inilah J.K Rowling penulis sang penyihir fenomenal yang lahir berkat imajinasi dan kerjakerasnya dalam mewujudkan mimpinya menjadi seorang penulis. Nama aslinya adalah Joanne Rowling, tetapi pada saat itu ada rekomendasi dari tim editorialnya untuk tidak menerbitkan buku tersebut dengan menggunakan nama asli penulisnya, terkait dengan anggapan bahwa penulis perempuan cenderung kurang populer di kalangan anak laki-laki pada saat itu, yang merupakan target pembaca buku ini. Oleh karena itu, Joanne Rowling memilih untuk menggunakan singkatan "J" dari nama depannya dan "K" yang di ambil dari nama neneknya yaitu Kathleen. Dengan demikian, muncullah penulisan "J.K. Rowling" sebagai nama pena yang lebih netral gender.
Dengan memilih nama pena ini, Rowling ingin menghindari penilaian berdasarkan gender dan memungkinkan karyanya diterima oleh pembaca dari semua latar belakang dan jenis kelamin. Nama pena "J.K. Rowling" akhirnya menjadi identitas yang sangat dikenal dan ikonik, terutama seiring dengan kesuksesan fenomenal seri buku Harry Potter yang diciptakannya.
Perjalanan Hidup J.K Rowling
J.K. Rowling, lahir pada 31 Juli 1965 di Yate, Inggris. Ia dikenal sebagai penulis terkenal dari seri buku Harry Potter yang menjadi fenomena dunia. Ia tumbuh di Chepstow, Wales, dan memiliki minat dalam menulis sejak usia dini. Saat Rowling berusia sekitar 5 sampai 6 tahun ia menulis sebuah kisah tentang seekor kelinci yang sedang jatuh sakit sehinga membuat teman-temannya pergi untuk mengunjungi sang kelinci yang saat itu sakit cacar air. Rowling kecil juga menggambarkan teman kelinci yang beragam seperti lebah besar yang bernama ‘Misbie’. Sejak saat itu Rowling bercita-cita menjadi seorang penulis akan tetapi, mimpinya tidak pernah ia sampaikan oleh siapapun termasuk orang tuanya. J.k Rowling tahu betul bagaimana kondisi keluarganya, orang tua Rowling sebenarnya tahu anak mereka memiliki imajinasi yang unik dan memiliki ketertarikan dalam hal kepenulisan tapi karena orang tuanya beranggapan jika Rowling menggeluti dunia itu makan ditakutkan dia tidak akan kbisa keluar dari kemiskinan karena tidak bisa membayar uang sewa rumah dan mengumpulkan uang tunjangan di masa tua.
Inilah yang menjadi pertimbangan Rowling mengambil kejuruan dengan memdapatkan gelar lulusan perancis dan literatur klasik di Universitas Exeter dari sinilah semuanya berasal. Walaupun begitu, Rowling tidak pernah menyalahkan sudut pandang orang tuanya itu, Rowling perpandangan ada waktunya bagi kita cukup dewasa untuk mengambil alih hidup yang kita jalani dan berhenti menyalahkan orang lain. J.K Rowling juga menyampaikan dia tidak pernah menyalahkan orang tuanya karena ia tahu kekhawatiran orang tuanya karena Rowling pernah merasakan rasanya berada dalam lingkaran ketakutan dalam kemiskinan hingga tergadang mengancam kejiwaan.
Disaat umurnya 20an memang bukan lagi kemiskinan yang menjadi ketakutan utama dalam hidupnya tetapi, kegagalan merupakan kondisi yang menyakitkan pada masa itu. Sebelum menulis serial Harry Potter, Rowling muda terlibat dalam hubungan dengan Jorge Arantes, seorang pria berusia 23 tahun yang bekerja dalam bidang jurnalisme. Kedekatan mereka berawal dari kesamaan minat dalam buku dan dunia penulisan, dan akhirnya mereka memutuskan untuk menikah pada tahun 1992. Pada tahun 1993, mereka diberkahi seorang putri bernama Jessica, tetapi sayangnya pernikahan mereka tidak berlangsung lama, dalam sebuah wawancara J.K Rowling menyampaiakan
"Hubunganku sebelumnya berlangsung selama tujuh tahun. Aku hanya seorang perempuan dan punya bayi dengan pria ini. Tapi itu tidak berhasil. Dan jelas bagiku bahwa sudah waktunya untuk pergi, jadi aku pergi. Aku tidak pernah menyesalinya," uangkap J.K Rowling.
Akhirnya J.K Rowling pergi ke Skotlandia, tepatnya di kota Edinburgh tempat saudara perempuannya. Dia menjadi seorang single mother tanpa memiliki pekerjaan apapun. Setelah itu Rowling harus menghadapi kenyataan pahit ibu yang di cintainya meninggal dunia, hal itu yang membuat seorang J.K Rowling merasa hancur dan sempat berkeinginan untuk bunuh diri.
"Aku tak pernah merasa malu mengakui aku pernah mengalami depresi. Tak pernah. Apa yang harus membuat malu? Aku memang melalui masa berat dan aku bangga aku dapat keluar dari itu," ungkapnya.
J.K Rowling mencukupi hidupnya dengan bekerja di Amnesty International, dia mengambil kesempatan untuk menulis di waktu-waktu senggang seperti jam makan siang dan tulisan inilah yang mengubah hidupnya.
Perjalanan J.K Rowling Dalam Menulis Novel Harry Potter.
J.K. Rowling mengalami perjalanan yang penuh tantangan dalam mencoba menerbitkan buku pertamanya, "Harry Potter and the Philosopher's Stone." Salah satu cerita yang sering dibagikan adalah tentang penggunaan mesin ketik usang dan penolakan dari 12 penerbit sebelum akhirnya mendapatkan kesempatan untuk menerbitkan bukunya.
Rowling pertama kali mendapatkan ide untuk seri Harry Potter saat dalam perjalanan kereta dari Manchester ke London pada tahun 1990. Dia kemudian mengembangkan ide tersebut menjadi sebuah cerita yang kompleks. Setelah menyelesaikan naskah, Rowling mulai mencari penerbit yang tertarik pada karyanya.
Namun, perjalanan Rowling untuk menerbitkan bukunya tidaklah mudah. Dia mengirimkan naskah kepada 12 penerbit berbeda, namun semuanya menolak untuk menerbitkannya. Beberapa penerbit mengatakan bahwa mereka tidak yakin buku ini akan berhasil, sementara yang lain merasa bahwa cerita tentang penyihir muda tidak akan menarik bagi pembaca yang lebih tua. Penolakan-penolakan ini membuat Rowling merasa frustrasi dan putus asa.
Namun, dia tidak menyerah. Rowling kemudian menerima tawaran dari penerbit Bloomsbury setelah seorang editor bernama Barry Cunningham memutuskan untuk membacanya dan terkesan dengan cerita tersebut. Meskipun awalnya hanya dicetak dalam jumlah kecil, "Harry Potter and the Philosopher's Stone" akhirnya diterbitkan pada tahun 1997. Keputusan untuk menerbitkan buku tersebut ternyata merupakan langkah yang sangat tepat. Buku ini langsung mendapatkan perhatian dan popularitas yang besar, dan segera menjadi sensasi di kalangan pembaca muda dan dewasa. Kesuksesan buku pertama membawa pada penerbitan seluruh seri Harry Potter yang kemudian, serta adaptasi film yang juga sukses.
Cerita tentang Rowling menggunakan mesin ketik usang dan menghadapi penolakan dari 12 penerbit menjadi salah satu contoh inspiratif tentang ketekunan dan semangat untuk tetap percaya pada karya sendiri. Meskipun menghadapi tantangan dan penolakan, Rowling tidak pernah menyerah, dan hasilnya adalah penciptaan salah satu seri buku paling ikonik dalam sejarah. Kisah hidup pribadinya ini juga tergambar dalam kisah Harry Potter yang menjadi yatim piatu sama seperti dirinya dan sosok Domentor yang menggambarkan rasa kegelapan, ketakutan dan kesedihan, tapi di balik itu semua J.K Rowling ingin menjelaskan bagaimana dia bisa keluar dari rasa sakit itu menuju cahaya harapan.
“Hidup itu sulit, dan rumit, dan di luar kendali total seseorang, dan kerendahan hati untuk mengetahui hal itu akan memungkinkan Anda bertahan menghadapi perubahan-perubahannya.”J.K Rowling
Post a Comment for "Sang Penulis Penyihir Fenomental | J.K Rowling"